Sunday, September 25, 2016

Tradisi Peringatan Hari Orang Yang Sudah Meninggal di Kabupaten Cilacap


Jawa tengah merupakan sebuah provinsi yang luas yang memiliki berbagai kabupaten, salah satunya adalah kabupaten cilacap yang luasnya 6,94 persen dari luas provinsi jawa tengah. Ibu kota kabupaten Cilacap adalah Cilacap yang terdiri atas kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah, dan Cilacap Selatan.

Karena luasnya wilayah cilacap serta banyaknya masyarakat yang tinggal, terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan keunikan pada budaya cilacap ini. Salah satunya adalah adanya peringatan terhadap orang terdekat atau keluarga yang sudah meninggal, yaitu peringatan pada hari ke 7, 30, 100, 1000 harian setelah orang itu meninggal.

Keluarga yang ditinggalkan akan memperingatinya dengan cara membagikan makanan (selametan) kepada saudara atau tetangga untuk mengingatkan sudah berapa lama orang tersebut wafat, serta meminta doa untuk orang tersebut
.
Perhitungan hari selamatan orang meninggal disebut sebagai pingitan orang meninggal. Yang biasanya dihitung untuk memperingati hari ke 1000 (nyewu).


Pada umumnya tradisi ini sudah mendarah daging karena sudah ada sejak jaman nenek moyang. Dan menyebabkan tradisi ini sulit di hilangkan, karena dari kejadian yang pernah saya alami di lingkungan saya. Orang yang sudah menanamkan kebiasaan ini akan tetap melakukannya dimanapun dia tinggal saat ini.

image : source google, contoh nama org yg telah meninggal.

created by : linier perwitasari 1901511651

Makna dari Tari Bondan Payung

Adakah yang tahu apa saja tarian yang berasal dari Jawa Tengah? Ini adalah salah satu tarian yang berasal dari Jawa Tengah tepatnya Surakarta yaitu Tari Bondan Payung, tarian ini berbeda dari yang lain karena cukup mudah untuk mempelajarinya. Walaupun terbilang cukup mudah tetapi jangan salah tarian ini mempunyai makna tersendiri bagi yang ingin mempelajarinya dan juga terdapat sejarah yang harus diingat. Makna yang terdapat pada tarian ini adalah “kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya” dahulu tarian ini sering dimainkan seorang Ibu dan kembang desa di daerah tersebut untuk menunjukkan jati dirinya terhadap orang lain. 

Disaat pertunjukkan tarian itu berlangsung ada sesi yang terbilang sangat menarik yaitu pada saat penari menaiki kendi dan kendi itu tidak boleh pecah. Tarian ini dipersembahkan hanya saat hari-hari besar saja, pada saat kalian melihat atribut mereka pasti bertanya-tanya. Tarian apakah ini? Darimana? karena atributnya mungkin sedikit asing bagi kita. Mereka memakai properti yaitu payung kertas, kendil, dan boneka bayi yang digendong penari. Tari Bondan Payung ada 3 jenis yaitu Tari Bondan Cindogo, Tari Bondan Mardisiwi, dan Tari Bondan Pegunungan. Ketiga jenis tarian itu mempunyai khas (keunikan) masing-masing. 

source by Google image (tari-bondan-asal-usul-sejarah-dan.html)
Penasaran seperti apa tariannya? Dalam pertunjukannya, para penari Tari Bondan menari dengan menggendong bayi dengan satu tangan, lalu satu tangan yang lain memegang payung kertas. Tarian tidak akan lengkap tanpa adanya musik untuk mengiringinya, jenis alat musik yang dipakai untuk mengiringi Tari Bondan adalah Gending. Konon, Gending adalah jenis alat musik yang bernada halus sehingga dijadikan sebagai pengiring musik untuk Tari Bondan. Selain itu alat musik ini juga bisa mewakili perasaan dan kepribadian sang penari sebagai gadis Jawa yang lemah gemulai sekaligus mempunyai santun yang baik. 

Kira-kira seperti itulah makna dari Tari Bondan Payung begitu juga dengan sejarah nya. Menarik bukan? Itu barulah satu jenis tari yang ada di daerah Jawa Tengah. Kita sadar kalau begitu beragam Budaya yang dimiliki Indonesia dan mempunyai makna yang berarti untuk kehidupan sehari-hari kita. Untuk itu mungkin kita bisa melestarikan Budaya Indonesia dengan mempraktekkan makna dari sebuah tarian didalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita juga bisa mewarisi kepada generasi selanjutnya. 


Created by: Roro Tirtamayasandi/1901469523

SASANDO, HARMONISASI KHAS PULAU ROTE

Sasando merupakan alat musik khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik ini cukup menarik perhatian karena bentuknya yang sangat unik. Sasando merupakan alat musik dawai karena mempunyai senar dan dimainkan dengan cara dipetik. Sasando sering dimainkan untuk mengiringi upacara adat, tarian, syair dan acara lainnya.

Alat musik ini dipercaya lahir dikalangan masyarakat Rote pada abad ke-7. Terbuat dari bambu yang memanjang dan dibagian tengahnya terdapat penyangga untuk meletakkan senar. Senarnya biasanya terbuat dari kawat halus. Proses pembuatannya pun bisa dibilang tergolong agak susah dan membutuhkan ketelitian. Lalu setelah bagian tabung sasando telah membentuk dengan sempurna, bagian luarnya akan dilapisi dengan daun lontar. Akan tetapi, daun lontar ini mudah berjamur sehingga harus diganti setiap lima tahun sekali.


                                                         source: google image


Cara memainkan sasando pun tak jauh berbeda seperti alat musik yang memiliki senar pada umumnya. Seperti gitar, harpa ataupun kecapi, sasando juga dimainkan dengan cara dipetik. Tapi ada yang berbeda. Dimainkan dengan menggunakan kedua tangan, tangan kiri berperan untuk mengatur melodi dan bass. Sedangkan tangan kanan berperan untuk mengatur accord. Bunyi yang dihasilkan oleh sasando pun sangat khas. Jadi jangan salah karena memainkan sasando itu tidak mudah dan memerlukan keahlian khusus.

Pesona musik sasando tidak hanya terkenal di dalam negeri saja, bahkan sampai ke mancanegara. Karena bunyinya yang memerlukan harmonisasi dengan penuh perasaan. Tak heran jika kita harus banyak berlatih untuk bisa memainkan alat musik unik yang satu ini. Nah, tertarik untuk mencobanya?



Caroline Ndoen





Saturday, September 24, 2016

Barongsai,Llegenda dari China

Tahun baru China atau yang sering kita sebut imlek , identik akan hal barongsai nya. Barongsai merupakan sebuah tarian yang di peragakan oleh 2 orang sambil mengikuti irama musiknya. Barongsai dilambangkan seperti seekor singa, biasanya berwarna merah dan ada juga yang warnanya kuning. Barongsai tidak terlepas dari sejarah dan mitos-mitos yang beredar, untuk itu mari kita lihat lebih lanjut.

 Pada jaman dahulu kala di negeri china, tinggalah para penduduk dengan aman dan tentram. Akan tetapi , munculah seekor monster yang jahat berwujud singa. Singa tersebut menganggu para penduduk setempat. Monster tersebut membuat penduduk setempat ketakutan.

Seiring berjalannya waktu, monster tersebut dinamakan Nian, karena “Nian” selalu muncul setiap tahun baru China. Setiap penduduk  yang dapat melewati tahun baru dengan selamat, mereka akan mengucapkan kata-kata GONG XI GONG XI, yang berarti “ selamat Selamat!”. Selamat tersebut ditujukan atas keselamatan mereka dan ucapan tahun baru.

Semakin lama , para penduduk gusar akan kehadiran Nian. Mereka memutuskan untuk mengusir monster nian. Mereka bersama sama berunding satu sama lain. Mereka menanyakan ke penduduk yang bertemu Nian tetapi bisa selamat. Penduduk tersebut mengatakan bahwa mereka pada saat itu menggunakan pakaian berwarna merah, penduduk lain mengatakan bahwa di sekitar mreka ada lampion merah.

 Sejak saat itu mereka memutuskan untuk menggunakan warna merah di setiap malam tahun baru. Mereka tidak di ganggu lagi oleh monster Nian. Untuk mengenang monster Nian, penduduk tersebut menciptakan barongsai yang dapat dinikmati setiap tahun baru china.





                                                    Source :           google image



Aldo Jeremy