Sunday, September 25, 2016

SASANDO, HARMONISASI KHAS PULAU ROTE

Sasando merupakan alat musik khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik ini cukup menarik perhatian karena bentuknya yang sangat unik. Sasando merupakan alat musik dawai karena mempunyai senar dan dimainkan dengan cara dipetik. Sasando sering dimainkan untuk mengiringi upacara adat, tarian, syair dan acara lainnya.

Alat musik ini dipercaya lahir dikalangan masyarakat Rote pada abad ke-7. Terbuat dari bambu yang memanjang dan dibagian tengahnya terdapat penyangga untuk meletakkan senar. Senarnya biasanya terbuat dari kawat halus. Proses pembuatannya pun bisa dibilang tergolong agak susah dan membutuhkan ketelitian. Lalu setelah bagian tabung sasando telah membentuk dengan sempurna, bagian luarnya akan dilapisi dengan daun lontar. Akan tetapi, daun lontar ini mudah berjamur sehingga harus diganti setiap lima tahun sekali.


                                                         source: google image


Cara memainkan sasando pun tak jauh berbeda seperti alat musik yang memiliki senar pada umumnya. Seperti gitar, harpa ataupun kecapi, sasando juga dimainkan dengan cara dipetik. Tapi ada yang berbeda. Dimainkan dengan menggunakan kedua tangan, tangan kiri berperan untuk mengatur melodi dan bass. Sedangkan tangan kanan berperan untuk mengatur accord. Bunyi yang dihasilkan oleh sasando pun sangat khas. Jadi jangan salah karena memainkan sasando itu tidak mudah dan memerlukan keahlian khusus.

Pesona musik sasando tidak hanya terkenal di dalam negeri saja, bahkan sampai ke mancanegara. Karena bunyinya yang memerlukan harmonisasi dengan penuh perasaan. Tak heran jika kita harus banyak berlatih untuk bisa memainkan alat musik unik yang satu ini. Nah, tertarik untuk mencobanya?



Caroline Ndoen





No comments:

Post a Comment